Goresan Penulis : Luka
Dear luka..
Matahari itu mulai lenyap. Dan sejak saat itu, aku mulai menyadari satu hal. Bahwa ia juga pergi. Luka, ada saatnya aku harus menjadi seorang yang keras. Dan ada saatnya pula aku menjadi seorang yang rapuh. Dan terkadang mereka datang diwaktu yang bersamaan. Dan perlu kau tau, ketika hal itu terjadi, maka orang yang keras akan kalah dengan orang yang rapuh. Kenapa, Luka? Apa yang salah dengan hal itu? Mereka datang secara bersamaan, dan hidup dalam diri orang yang sama. Tapi, hanya rapuh yang merajalela.
Dengarkanlah Luka..
Aku hanyalah cahaya bintang, yang tertutup sinar bulan. Redup, dan tak dianggap. Aku hanyalah tulang yang retak dan patah. Aku hanya setumpuk abu yang tertiup angin. Aku hanya pijakan pasir yang terperosok ke dalam laut. Semua berakhir dengan hal yang sama. Hilang. Hancur. Dan musnah.
Ketahuilah Luka..
Seseorang datang di saat yang tepat. Saat semua keredupan dan kerapuhan dalam diriku mulai menguasai semua angan dan pikiran. Ia datang dengan membawa kebahagiaan dan menghancurkan kebencian. Ia memperbaiki goresan cacat yang sebelumnya pernah terukir. Ia menepis semua pikiran kesendirian. Ia membawa kembali yang tadinya pergi bersamaan dengan lenyapnya matahari.
Dan Lihatlah Luka...
Dia berdiri dihadapanku sekarang. Dengan senyuman yang terlukis di wajahnya. Dia membuatku melayang tanpa menghempaskanku seperti yang sebelumnya pernah terjadi. Dia berhasil. Dia berhasil, Luka. Dia berhasil membuatku menjadi yang lebih baik. Dia berhasil mengajarkan aku arti dirimu yang sebenarnya. Dia berhasil mengajarkanku arti luka yang sebenarnya.
Matahari itu mulai lenyap. Dan sejak saat itu, aku mulai menyadari satu hal. Bahwa ia juga pergi. Luka, ada saatnya aku harus menjadi seorang yang keras. Dan ada saatnya pula aku menjadi seorang yang rapuh. Dan terkadang mereka datang diwaktu yang bersamaan. Dan perlu kau tau, ketika hal itu terjadi, maka orang yang keras akan kalah dengan orang yang rapuh. Kenapa, Luka? Apa yang salah dengan hal itu? Mereka datang secara bersamaan, dan hidup dalam diri orang yang sama. Tapi, hanya rapuh yang merajalela.
Dengarkanlah Luka..
Aku hanyalah cahaya bintang, yang tertutup sinar bulan. Redup, dan tak dianggap. Aku hanyalah tulang yang retak dan patah. Aku hanya setumpuk abu yang tertiup angin. Aku hanya pijakan pasir yang terperosok ke dalam laut. Semua berakhir dengan hal yang sama. Hilang. Hancur. Dan musnah.
Ketahuilah Luka..
Seseorang datang di saat yang tepat. Saat semua keredupan dan kerapuhan dalam diriku mulai menguasai semua angan dan pikiran. Ia datang dengan membawa kebahagiaan dan menghancurkan kebencian. Ia memperbaiki goresan cacat yang sebelumnya pernah terukir. Ia menepis semua pikiran kesendirian. Ia membawa kembali yang tadinya pergi bersamaan dengan lenyapnya matahari.
Dan Lihatlah Luka...
Dia berdiri dihadapanku sekarang. Dengan senyuman yang terlukis di wajahnya. Dia membuatku melayang tanpa menghempaskanku seperti yang sebelumnya pernah terjadi. Dia berhasil. Dia berhasil, Luka. Dia berhasil membuatku menjadi yang lebih baik. Dia berhasil mengajarkan aku arti dirimu yang sebenarnya. Dia berhasil mengajarkanku arti luka yang sebenarnya.
Komentar
Posting Komentar