Dunia Dalam Gelap
Dapat melihat di bawah cahaya
sungguh sangat menyenangkan. Tentu saja jika adanya seorang teman disamping
kita. Seorang penulis bernama Hellen Keller berkata “Lebih baik kau berada di
dalam kegelapan namun kau bersama seorang teman, daripada kau berada di bawah
cahaya tapi kau sendirian.”
***
Bukankah
hatimu bahagia saat kau dapat melihat? Bukankah hatimu merasa senang saat kau
mengetahui apapun yang ada disekelilingmu? Namun tidak untuk Nola. Nola berbeda
dengan gadis remaja seusianya. Ia tidak dapat melihat indahnya dunia. Meski
begitu, Nola memiliki banyak teman yang menyayaginya. Teman-temannya tidak
beranggapan bahwa Nola seorang gadis yang cacat. Tapi mereka beranggapan, Nola
adalah gadis yang istimewa.
“Maaf, bisakah kau ambilkan aku segelas air?” Ujar Nola pada seorang
wanita paruh baya. Ia adalah Merry. Pengasuh Nola sejak kecil.
“Tentu.
Apapun yang kau mau.” Jawab wanita itu dan tersenyum. Meskipun ia tau, Nola
tidak dapat melihat senyumannya. Nola tersenyum mendengar jawaban Merry. Ia
hanya dapat terduduk disebuah kursi roda. Tak lama, Merry kembali dengan
segelas air putih ditangannya.
“Ini
minumanmu.” Seru Merry menjulurkan tangannya di depan Nola. Namun, ternyata
tangan Nola licin, dan gelas itu pun terlepas dari genggamannya.
PRRAANNGG
!! gelas itu terjatuh dan pecah menjadi beberapa bagian. Merry sudah tidak
kaget lagi dengan hal seperti ini. Sudah hampir beberapa kali Nola memecahkan
gelas selama seminggu. Tak terhitung.
“Eh,
maafkan aku, Merry. Maafkan aku. Aku sungguh tak sengaja.” Kata Nola ketakutan. Wajahnya
sungguh pucat. Namun, Mery sudah sagnat mengetahui sifat Nola. Ia hanya
menjawab, “Tidak apa-apa, Nola sayang. Aku yang salah.” Begitu seterusnya. Ayah
dan Ibu Nola tidak pernah menyekolahkannya di sekolah pada umumnya maupun di
sekolah khusus. Ia hanya mendapat beberapa pelajaran dari Merry. Ayah dan Ibu
Nola yakin, bahwa Nola tidak bisa apa-apa. Ia hanya gadis buta nan lugu.
***
Suatu
ketika, saat Ayah Nola pulang, Nola memberanikan diri menghampirinya dan
membujuknya untuk menekolahkan Nola. Namun yang ia kataka adalah, “Nola sayang.
Kau hanya akan menyusahkan teman-temanmu.” Dan perkataan yang terlontar dari
mulut ayahnya adalah satu tusukan tepat dihatinya. Merry yang mendengar cerita
itu dari Nola sangat merasa iba. Ia berusaha berbicara pada ibu Nola.
“Bisakah
nyonya memberikannya kesempatan? Saya yakin dia akan menjadi orang anak yang cerdas.” Ucap Merry. Semua perkataan Merry membuat hati ibu Nola tergerak untuk
mencobanya. Beberapa hari kemudian, Nola bersekolah di sekolah khusus. Dan
mendengar perkembangan yang dikatakan oleh gurunya, ia akan menjadi anak yang
hebat dan berguna di masa depan.
Saat
ibunda Nola bertanya apa sebenarnya kelebihan yang dimiliki oleh anaknya, maka
sang guru menjawab, “Anak anda hampir hebat dalam segala bidang, terutama dalam
mengarang, saya yakin, anak anda akan menjadi penulis yang berbakat. Selain ia
pandai, ia juga berusaha untuk belajar hal-hal baru.” Sahut guru Nola. Hati Ibu
Nola merasa teriris. Ternyata perkataan Merry selama ini benar. Walaupun ia
hanya gadis buta nan lugu, tetapi dia memiliki bakat. Ibu Nola menyesal karena
tidak menyekolahkan Nola dari awal.
“Lalu
bagaimana dengan nilai-nilainya?” Tanya Ibu Nola sekali lagi.
“Anda
jangan khawatir. Nilai Nola sementara ini menduduki peringkat kedua di
kelasnya.” Jawab Guru Nola dengan mantap. “Oh ya, Nola juga mempunyai teman
yang sangat banyak. Walaupun ia tidak dapat melihat, namun kemauannya untuk
membantu sesama bukanlah menjadi halangan tersendiri. Teman-temannya juga
berfikir bahwa Nola adalah gadis yang istimewa.” Tambah Guru Nola. Ayah dan Ibu
Nola hanya terdiam seribu bahasa mendengar pernyataan mengejutkan yang
terlontar dari mulut sang guru. Nola yang selama ini mereka kenal sebagai gadis
yang lugu dan pendiam, sekarang menjadi juara kelas dan membanggakan kedua
orangtuanya.
***
Merry
seringkali melihat Nola merangkai kata-kata indah dikamarnya. Hanya bermodalkan
mulut dan fikiran, ia dapat membuat suatu karya sastra berbentuk puisi.
Seringkali ini menyuruh Merry untuk menulis semua yang ia ucapkan dalam sebuah
buku. Tentu saja Merry tidak menolaknya. Merry menolongnya dengan senang hati.
“Apakah
aku merepotkanmu, nona Merry?” Tanya Nola suatu kali pada saat mereka akan
memulai menulis puisi.
“Tentu
saja tidak, nona.” Jawab Merry sambil tersenyum, walaupun ia tahu, Nola tetap
tidak bisa melihat senyumannya. Nola tersenyum dan berkata, “Walaupun aku tidak
dapat melihat, namun aku tahu kau adalah wanita yang cantik, nona Merry.” Merry
tertawa kecil mendengar pujian yang dilontarkan oleh Nola. Ia akan menjaga
Nola dengan penuh kasih sayang. Nola adalah gadis yang pandai. Walau terkadang,
orangtuanya sering meremehkannya.
Pernah
suatu kali, teman Nola yang bernama Leoni mendatanginya ke rumah bersama
ibunya. Leoni pun sama seperti Nola. Dia tidak bisa melihat. Akibat kecelakaan hebat yang menewaskan ayahnya. Meski begitu, Leoni tak pernah merasa bahwa ayahnya sudah tiada. Ia selalu merasa ayahnya selalu ada bersamanya, di sampingnya.
Nola terlihat senang karena kedatangan tamu seorang teman yang ia
rindukan.
“Bagaimana
keadaanmu, nona berbakat?” Tanya teman Nola itu dengan nada bercanda, Nola
tersenyum dan menjawab, “Tentu saja baik, menurutmu bagaimana?” Mereka sangat
akur dan kompak, Leoni adalah sahabat Nola sejak masuk sekolah itu. Mereka
lebih bisa dikatakan sebagai saudara daripada teman. Pernah suatu kali Merry
bertanya pada Nola, “Apa kau lebih nyaman di sekolah?” lalu Nola menjawab, “Ya,
tentu saja. Kenapa tidak.” Saat Merry bertanya ‘kenapa’, Nola menjawab, “Karena
aku bisa bermain dan bersama dengan teman-temanku yang menyenangka.” Mendengar
jawaban Nola, Merry terdiam. Agak lama. Namun, hal itu disadari oleh Nola,
“Maaf nona Merry, bukan maksudku bahwa kau tidak menyenangkan.” Merry tersenyum
dan menjawab, “Ya, aku mengerti.”
***
Nola
dan Leoni tertawa bersama, walaupun mereka semua tahu, Nola tidak dapat
melihat. Tidak dapat melihat bukanlah suatu hal yang harus ditertawakan atau
bahkan diremehkan. Bagi Nola, keadaan yang ia dapat sekarang adalah sebuah keindahan tersendiri. Ia mempunyai dunianya sendiri. Dunia dalam kegelapan tapi menyenangkan. Dunia dalam kegelapan tapi membahagiakan. Selama ia bersama teman, ini bukanlah
hal yang sulit.
Komentar
Posting Komentar