Mata Hijaunya (Fiksi Mini)



     Aku tak mengerti mengapa ia sampai sedemikian marahnya padaku. Aku hanya menanyakan suatu hal yang menurutku memang pantas untuk ditanyakan. Aku pun tak mengerti mengapa ia menjawab pertanyaanku dengan bantingan pelan sebuah pintu di depan wajahku.
                “Apa aku salah bicara?” Aku mencoba bertanya ketika akhirnya ia mau mengangkat telponku. Ia terdiam. Cukup lama sehingga aku berdehem dan membuatnya berbicara. “Tidak. Aku hanya tak ingin ada yang bertanya padaku tentang hal itu.” Jawabnya.
                “Maafkan aku.” Kataku merasa bersalah. Ia tertawa kecil. “Sudahlah. Bukan salahmu. Aku memang tak suka jika seseorang bertanya tentang darimana asal mata hijauku ini.”



Komentar

Postingan Populer